IA BUKAN PEMUDA yang biasa kautemukan di kota ini. Mata tajam, bibir tipis, dagu runcing, […]
Author: Muhammad Irwan Aprialdy
Lahir di Banjarmasin, 28 April 1995. Menulis puisi, naskah drama, dan cerpen. Karya-karyanya telah dimuat pada Mata Banua, Banjarmasin Post, Radar Banjarmasin, Majalah Online Simalaba, Sastra Banaranmedia, dan Media Kalimantan. Antologi puisi bersamanya Balian Jazirah Anak Ladang (2011), Kisah Tak Sudah Tanah Banjar (2012), Kepak Sayap Sastra Banua bagi Kemanusiaan (2013), Tadarus Rembulan (2013), Membuka Cakrawala Menyentuh Fitrah Manusia (2014), Pena: Selaksa Kata (2015), Ije Jela (2016), Melankolia Surat Kematian (2016), Antologi Aruh Sastra XIV (2017), dan Antologi Tadarus Puisi Membumikan Langit (2018). Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Univesitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Bergiat di Teater Dua Pijar dan Kelompok Studi Seni Sanggar Budaya Kalimantan Selatan.
PUISI MUH. IRWAN APRIALDY: STATUS QUO (PRIVACY NO. 1)
DOSA PERTAMA replika wajah selalu palsu. kau dikelabui rasa ingin tahu; wajah tergerinda tak bercela. […]
PUISI MUHAMMAD IRWAN APRIALDY: KAMAR NO. 495
KAMAR NO. 495 ini sepapan pintu untuk mereka dobrak kebebalan diamnya.