PERGILAH, YA PERGILAH
Pergilah, ya pergilah
Kembali ke musim kelahiran
Pergilah, ya pergilah
Datang untuk bersua
Kembali menjilat pertaruhan
Menipu tikus-tikus bodoh
di lingkupmu
Pergilah!
Dang! Dang! Dang!
Bertapal hati
yang berkarat,
Nafasku makin merah
membara amarah
Pergilah, ya pergilah
Jangan kembali
Tak sah menengok.
Pati, 11 April 2020
JAMUR MUSIM KERING
Bah! Bah! Bah!
Jamur kebon kayu
menebar racun dan alkohol
memabukkan anak bengal.
Hadir candu dan keberanian
titik-titik pemberontakan.
Jam gereja patah
Waktu tak berputar
dan membeku
bersama pedagang pasar
yang jauh ke kota
Gunung dan jalanan sepi
Warna pasar legam
Bah! Bah! Bah!
Karena menjual jamur
yang mengandung alkohol,
Memabukkan anak-anak bengal
Whiski, whiski
Sudah habis di meja-meja club
Kini semakin sepi.
Tiada rupa.
Pati, 11 April 2020
DANG DING DONG
Dang dang
Ding ding
Dong dong
Beginikah alunan orkestra
Dong dong
Ding ding
Dang dang
Dang ding dong
Lagu-lagu tak memiliki makna
Pesan raib pula.
Pati, 11 April 2020
SERUPA CINTA BUTA
Serupa mata cinta
Langit menepi
di tepian sungai yang dendam,
Lala membasuh pahanya yang berlemon
tetapi pahit dan buta
Langit masih menepi
Di sungai yang tumbuh bercabang
Lolita memainkan malam serta memeluk dada
Hanyut dalam gelap malam.
Semakin pagi mengisi
Lolita tak usai jua
Masih mendekap dada
Dia terbawa arus
di sungai yang bercabang.
Pati, 11 April 2020
SEKAT PEMISAH
Berikah aku martir pemisah
Tembok penyekat antara kenangan
Biarkan aku lagi menyeka
Serumpun waktu kembali ke masa silam
Terpaut aku masih berjarak
Sehasta cinta tiada datang
Sendiri hanyut di sini
Pagi subuh belum muncul kembali
Kadang membalut air
Bersama suara yang asa
Pupus juga sejak sore
Mendung hilang bersama jam
Pati, 11 April 2020
- PUISI MUHAMMAD LUTFI: JAMUR MUSIM KERING – 26/07/2020