DARI KALIMANTAN
Dari kalimantan surat rindu kukirimkan
lewat angin malam yang beku
Menggigil di atas batu-batu
Hutan belantara rimbun dedaun
Jadi teman diskusi langkah
resah nan gelisah.
Rumah-rumah, gubuk-gubuk, tambang batubara
merintih bersamaku, memohon pemberhentian
vandsalisme yang terjadi di bumi dan di hati.
Cuaca agak gerah di sini, sayang
Apakah alam tengah marah?
Karena apa? Akukah?!
Merindukanmu adalah satu-satunya
Kegiatan ilegal yang kulakukan disini
Setara perusakan wajah tanah kalimantan.
Pemalang, 2020
MENANAM BENIH RINDU
/1/
telah kusemai benih-benih rindu
di ladang hatimu yang pilu
di tengah luka yang menganga
ia tumbuh subur dan berbunga
mungkin itu jawaban dari setiap pertanyaan
yang lama kau simpan pada lumbung kesedihan
dan sepasang air mata yang menggantung di pelataran
adalah ayat-ayat Tuhan yang termaktub pada kitab kenangan
/2/
Suatu hari kau akan lihat; puisi terbang-melayang
di ruang hati ia bersanding dengan nada-nada gitar
dan menjadi suara paling syahdu yang pernah kau dengar
dan kicau bayang-bayang di epidermis
kasau-kasau kamar, menjelma musim kemarau
menghantar resah pada keraguan, di mana kepastian
hanya menjadi separuh tubuh rembulan.
/3/
Jika suatu pagi,
ketika malam dimakan cahaya mentari
luka di dadamu masih tak kunjung sepi
kau harus ingat; aku ada di sudut paling utara
hutan sunyi di sebuah senyum yang terlupa
dan burung-burung yang menyanyikan hujan
di altar pipimu, adalah sebagian dari rencana
yang dikedipkan oleh fajar dan senja.
tikamlah aku, kasihku!
tikamlah aku dengan sebatang pohon
dari benih rindu yang kutanam dahulu.
Pulosari, 2020
KURSI DAN MEJA
Kursi dan meja siap menerima bau tubuhmu
Mereka kosong tanpa mau disinggahi siapapun
Walau desakan jarum rindu terus menderu
Mereka kokoh pada pendirian diliputi debu
Cepatlah kemari, sayang.
biarpun malam meminang sepi
jam dinding berdetak sunyi
jika yang sampai ke pangkuanku
bukan tubuhmu,
aku akan tetap setia menunggu.
Pulosari, 2020
- PUISI RM MAULANA KHOERUN: MENANAM BENIH RINDU – 09/08/2020